Delayuni Delvina
Sabtu, 23 Januari 2016
pengalaman RB
Sabtu, 31 Oktober 2015
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN
A.
Pengertian persalinan
1.
Persalinan/partus:
Proses
dimana bayi, plasenta dan selapput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dia anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu)tanpa disertai penyulit.
Persalinan
dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan memnyebabkan perubahan pada
serviks (membuka dan menipis) dan berahir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap.
2.
Persalinan
normal
Persalinan
yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir),
beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam
kondisi baik (WHO).
3.
Partus
abnormal
Bayi lahir
melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi/ekstraksi,cunam,vacuum,
dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir perabdominan dengan section cesarean.
4.
Gravida
Wanita
yang sedang hamil.
5.
Primigravida
Wanita
yang hamil untuk pertama kali.
6.
Para
Wanita
perna melahirkan bayi yang dapat hidup.
7.
Primipara
Wanita
yang melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.
8.
Multipara
Wanita
yang pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana persalinan tersebut
tidak lebih dari lima kali.
9.
Grandemultipara
Wanita
yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima klai.
10. In partu
Wanita
yang sedang dalam proses pesalinan.
11. Abortus
Terhentinya
dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan, usia
hamil sebelum 28 minggu, berat janin kurang dari 1000gr.
12. Persalinan prematurus
Persalinan
sebelum usia kandungan 28-36 minggu, berat janin kurang dari 2.499gr.
13. Persalinan aterm
Persalinan
yang berusia antara 37-42 minggu, berat janin lebih dari 2.500gr.
14. Persalinan serotinus
Persalinan
melampaui usia hamil 42 minggu.
15. Persalinan presipitatu
Persalinan
yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.
Berdasarkan
proses berlangsungnya persalinan di bedakan sebagai berikut :
1.
Persalinan
spontan
Bila persalinan
ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2.
Persalinan
buatan
Bila persalinan
di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps/vacuum, atau
dilakukan operasi section caesarea.
3.
Persalinan
anjuran
Pada umumnya
persalinan terjadi bila bayi sudah cukup bulan besar untuk hidup di luar,
tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Persalinan kadang-kadangan tidak mulai segera dengan sendirinya
tetapi berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan
induksi persalinan yaitu pemberian ocitocin atau prostaglandin.
B.
Sebab sebab mulai persalinan
Bagai
mana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga banyak
menimbulkan beberapa teori yaitu :
1.
Factor-faktor hormonal yang
menyebabkan persalinan :
a.
Rasio
esterogen terhadap progesterone
Progesterone
menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga ekspulsi fetustidak
terjadi. Sedangkan esterogen dapat meningkatkan kontraksi uterus karena
esterogen meningkatkan jumlah gap junction antara sel-sel otot polos uterus
yang berdekatan. Dalam kehamilan esterogen dan progesterone di ekstersikan
dalam jumlah yang secara progesif terus meningkat dari buan kebulan. Tetapi mulai
bulan ke 7 dan seterusnya esterogen terus meningkat tetapi progesterone tetap
konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karna itu diduga bahwa rasiio
esterogen dan progesterone yang menyebabkan terjadinya persalinan.
b.
Pengaruh
oksitosin pada uterus
Oksitosin
merupakan suatu hormone yang dihasilkan oleh neuro hipofisis yang dapat
menyebabkan kontraksi uterus. Yaitu dimna terjadi :
·
Otot-otot
uterus meningkatkan reseptor-reseptor oksitosin dan meningkatkan responnya
terhadap oksitosin.
·
Kecepatan
oksitosin oleh neorohipofisis meningkat pada waktu persalinan.
·
Rangsangan
serviks atau iritasi serviks pada waktu persalinan dapat menyebabkan refleks
neurogenik yang mengakibatkan neuorohipofisis meningkat sekresi oksitosinnya
·
Perubahan
hormone fetus pada uterus
Kelenjar
hipofisis pada fetus juga mensekresikan oksitosin yang jumlahnya semakin
meninkat seiring dengan betambahnya usia kehamilan. Kelenjar adrenal fetus
merupakan stimulsdi uterus. Membrane fetus menghasilkan prostaglandin dapat
meningkatkan instensitas kontraksi uterus.
2.
Teori yang berkaitan dengan mulai
terjadinya kekuatan HIS
Ada 2hormon
yang dominan saat hamil yaitu hormone esterogen dan prgesteron.
a.
Esterogen
1)
Meningkatkan
sensitivitas otot rahim
2)
Memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
rangsangan mrkanis.
b.
Progesterone
1)
Menurunkan
sensitivitas otot rahim
2)
Menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan
mekanis.
3)
Menyebabkan
otot rahim dan otot polos relaksi.
3.
Permulaan persalinan
A.
Lightening
Menjelang
mingg ke-36 pada primigravida, terjadinya penurunan fundus uterus karena kepala
bayi sudah masuk ke dalam panggul.
Penyebab
dari proses ini adalah:
1.
Kontraksi
Braxton hicks
2.
Ketegangan
dinding perut
3.
Ketegangan
ligamentum rotundum
4.
Gaya
berat janin, kepala kea rah bawh uterus
Masuknya kepala janini ke dalam
panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda :
1.
Terasa
ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang
2.
Di
bagian bawah tersasa penug dan menganjal
3.
Kesulitan
saat berjalan
4.
Sering
berkemih
B.
Terjadinya
HIS permulaan
Pada saat
hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton kicks yang kadang dirasakan sebagai
keluhan karena rasa sakit yang di timbulkan. Adanya perubahan kadar hormone esterogen
dan progesterone menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya
dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan. Cirri-ciri HIS
palsu :
1.
Rasa
nyeri ringan di bagian bawah
2.
Datang
tidak teratur
3.
Tidak
ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan
4.
Durasinya
pendek
5.
Tidak
bertambah bila beraktifitas
C.
Tanda
masuk persalinan
1.
Terjadinya
his persalinan
Karakter
dari His persalinan, yaitu :
a.
Pinggang
terasa sakit menjalar ke depan
b.
Sifat
His teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatan biasanya terjadi pada 2x
dalam 10 menit selama 40-50 detik.
c.
Jika
pasien menambah aktifitasnya, misalnya denga berjalan maka kekuatannya
bertambah.
2.
Pengeluaran
lender dan darah
Dengan
adanya hi persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a.
Pendataran
dan pembukaan.
b.
Pembukaan
menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas.
c.
Terjadinya
perdarahan Karena kapiler pembuluh darah pecah.
3.
Pengeluaran
cairan
Sebagian
pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban
sudah pecah, mkaa ditargetkan persalinannya dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun
jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tidak
tertentu, misalnya ekstasi vacuum/SC.
C.
Tahapan persainan kala
I,II,III,dan IV
1.
Kala
I(pembukaan)
Kala pembukaan
yang berlangsung antara pembukaan 0-10cm.
Proses
pada kala I terbagi menjadi 2fase, yaitu:
1.
Fase
laten (8jam) dari pembukaan 0cm-3cm.
2.
Fase
aktif (7jam) dari pembukaan serviks 3cm-10cm. dibagi menjadi 3 fase yaitu:
a.
Fase
akselerasi,(2jam), dari pembukaan 3cm-4cm.
b.
Fase
dilatasi,(2jam), dari pembukaan 4cm-9cm.
c.
Fase
diselerasi, (2jam), dari pembukaan 9cm-10cm.
2.
Kala
II
Kala pengeluaran
bayi, dari mulai pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Lamanya proses ini
berlangsung selama 1 ½- 2 jam pada primigravida dan ½-1 jam pada multigavida. Diagnosis
persalinan kala II ditegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6cm. tanda gejala kala II, adanya dorongan ingin meneran dan vulva
membuka.
3.
Kala
III (pelepasan plasenta)
Kala III
adalah waktu unutuk pengeluaran plasenta. Berlangsung setelah kala II yang tidak
> dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10menit. Tanda terlepasnya
plsenta:
1.
Uterus
menjadi berbentuk bundar.
2.
Uterus
terdorong keatas, karena plasenta terlepas ke segmen bawah rahim.
3.
Tali
pusat semakin panjang.
4.
Terjadinya
perdarahan.
4.
Kala
IV (observasi)
Hal yang
harus diperhatikan pada tahapan inia adalah:
1.
Kontraksi
uterus harus baik.
2.
Tidak
ada perdarahan pervaginam atau dari alat genetalia lain.
3.
Plasenta
dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4.
Kandung
kemih harus kosong.
5.
Luka-luka
di perineum harus dirawat dan tidak ada haematoma.
6.
Resume
keadaan umum ibu dan bayi.
D.
Tujuan asuhan persalinan
Tujuan
asuhan persalinan adalah Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan,
dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperlihatkan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Tujuan
persalinan Normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya terintegritasi dan
lengkap tetapi dengan interverensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan
dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Tujuan
asuhan persalinan adalah :
1.
Melindungi
keselamatan ibu dan bayi baru lahir
2.
Memberikan
dukungan pada persalinan normal, mendeteksi, dan menatalaksanakan komplikasi
tepat waktu
3.
Member
dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya
selama persalinan dan kelahiran bayi
E.
Lima benang merah persalinan
Ada lima
aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait dalam
asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada
setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut
adalah :
1.
Membuat
keputusan klinik
2.
Asuhan
sayang ibu dan sayang bayi
3.
Pencegahan
infeksi
4.
Pencatatan
(rekam medic) asuhan persalinan
5.
Rujukan
Lima
benang merah tersebut akan selalu berlaku dalam penatalaksaan persalinan, mulai
dari kala I- kala IV termasuk penata laksanaan bayi baru lahir.
daftar pustaka
Buku ajar : asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin dan bayi baru lahir hal 1 bab 1
daftar pustaka
Buku ajar : asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin dan bayi baru lahir hal 1 bab 1
Kamis, 04 Juni 2015
ini ceritaku ππ
pengn cerita dulu nih tentang hal hal yang dialamin semenjak masuk binahusada tangerang☺
bina husada? awalnya sih asing sama nama akademik ituu,pada saat pencarian kampus ketika lulus sma. tadinya sih kampus binahusada hanya jadi cadangan apabila saya tidak diterima di akademik lain,tapi ternyata ketika lagi nunggu nunggu hasil akademik lain bina husada sudah memulai moss(atau apalah sejenis itu) sedangkan guuee masih nggu hasil tapi dipikr dipikir dari pada gapunya sekolah udah deh gua ambil aja di bina husada. dan ngeselinnya waktu gue udah moss hari ke dua ternyata gua dite ima di akademik lainnπ ngeselin gatuh. dan akirnya bla bla bla bla bla bla bla sama nyokap gua suruh ttp di binahusada.
moss berjalan teruss kaka yang tegas sama galak trrus mengintai sampe kita diterima dinyatakan diterima di binahusada. udah kan moss berahir setelah 3hari. tapi masih pake item putih coba bayangin sampe 1semester apa ga sedih sedangkan kmps lain udh make putih biruu. pass udah akirr semester satu di kapingday sumpa ya seru banget dapet kejutan mengharukan dr para dosen dengan bunga yang diberikan dan harus diberikan lg ke orangtuaa sambil nyanyi lagunya shaka yang ibu. pokonya kepday itu tuhh gitu deh rasanyaaa. oiyaa ada satu dosen yang menurut gue sih cantik namanya bu amika rois yamboyy yah waktu semester satu itu dia dosen paling memikat dahhh cantiknya senyumnya apalah apalah banget dah ah. skrng gue udah semester dua mau ke tiga makin kesini makin sulit . ternyta gini yah rasanya punya cita cita jd bidaan. #bersbung,π baayy. terimakasih telah mengunjungi. ikuti terus perkembangan blog saya yaah see you
Senin, 01 Juni 2015
panggul wanita (bidang-ukurannya)
A. Panggul terdiri atas
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – otot dan ligamentum
B. Bagian Keras Panggul
Tulang
panggul terdiri atas empat tulang :
1. 2 tulang pangkal
paha (ossa coxae)
2. 1 tulang kelangkang
(os sacrum)
3. 1 tulang tungging
(os coccygis)
C. Tulang pangkal paha (ossa coxae) terdiri dari
a.Tulang usus (os ilium)
1. Merupakan tulang
terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
2. Bagian atas
merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca.
3. Ujung depan maupun
belakang dari crista iliaca menonjol disebut spina iliaca anterior superior dan
spina iliaca posterior superior.
4. Sedikit dibawah
spina iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca
anterior inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior
terdapat spina iliaca posterior inferior.
5. Dibawah spina
iliaca posterior inferior terdapat tekik (lekuk) yang disebut incisura
ischiadica mayor.
6. Pada os ilium
terdapat lajur ialah linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas
antara panggul besar dan panggul kecil.
b.
Tulang duduk (os ischium)
1. Terdapat sebelah
bawah dari tulang usus
2. Pinggir belakang
berduri disebut Spina Ischiadica
3. Dibawah spina
ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk
sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan
disebut tuber ischiadicum.
c.
Tulang kemaluan (os pubis)
1. Terdapat sebelah
bawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi
sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium.
2. Tangkai tulang
kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut rasmus superior ossis
pubis.
3. Sedangkan yang
berhubungan dengan tulang duduk disebut rasmus inferior ossis pubis.
4. Rasmus inferior
kiri dan kanan membentuk arcus pubis.
D. Tulang kelangkang (os sacrum)
1. Berbentuk segitiga
2. Melebar diatas dan
meruncing kebawah
3. Terletak sebelah
belakang antara kedua pangkal paha
4. Terdiri dari 5 ruas
tulang bersenyawa
5. Permukaan depannya
cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping
6. Kiri dan kanan dari
garis tengah nampak lima buah lobang disebut foramina sacralia anteriora.
7. Lubang ini dilalui
urat –urat syaraf yang akan membentuk flexus dan pembuluh darah kecil
8. Flexus sacralis ini
melayani tungkai, oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri atau
kejang di kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala turun ke
dalam rongga panggul.
9. Permukaan belakang
tulang kelangkang gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan duri
disebut crista sacralis
10. Ke atas tulang
kelangkang berhubungan dengan ruas ke 5 tulang pinggang
11. Bagian atas dari
sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan disebut promontorium.
E.
Tulang tungging (os coxigis)
1. Berbentuk segitiga
dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu
2. Pada persalinan
ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu
bawah panggul bertambah besar
F. Ruang Panggul (Pelvis Cavity)
(1) Pelvis major
(false pelvis)
(2) Pelvis minor (true
pelvis)
Pevis major terletak
di atas linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor.
G.
Pintu Panggul
(1) Pintu atas panggul
(PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir
atas symphisis.
(2) Ruang tengah
panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
(3) Pintu Bawah
Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
(4) Ruang panggul yang
sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
H.
Inklinasi panggul / miring panggul
yaitu sudut antara
pintu atas panggul dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut
ini 55 derajad.
I. Menentukan ukuran panggul
Ukuran panggul dapat ditentukan secara:
1. Klinik (pelvimetri
klinik)
2. Rontgen pelvimetri
1.
Pelvimetri Klinik
Pintu atas panggul
Ukuran terpenting dari
pintu atas panggul adalah konjugata vera yang dapat diukur secara tidak
langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonalis dengan pemeriksaan dalam:
1,5 – 2 cm (CV = CD –
1,5)
Pada panggul yang
normal promontorium tidak dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena
konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang sempit
promotorium dapat diraba.
Pintu atas panggul dianggap normal bila:
a. CD > 11,5 cm
b. Multigravida dengan
riwayat obstetric yang baik
c. Pada primigravida
setelah kehamilan 36 minggu, kepala sudah masuk pintu atas panggul
Ukuran
terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul
1. Pemeriksaan luar:
Leopold IV divergen
2. Pemeriksaan dalam:
Jarak bidang pintu atas
panggul sampai spina iskhiadika adalah 5 cm, jarak bidang biparietal adalah 3-4
cm. Maka jika bagian terendah kepala sudah mencapai spina iskhiadika atau lebih
rendah, berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul.
J. Ukuran – ukuran panggul
Ukuran-ukuran luar tak
dapat dipergunakan untuk penilaian,apakah persalinan dapat berlangsung secara
biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberikan petunjuk
pada kita akan kemungkinan panggul sempit.
Ukuran
luar yang terpenting ialah:
1.
Distantia spinarum :
Jarak antara spina
iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26), kurang lebih 24 – 26
cm
2.
Distantia cristarum :
Jarak yang terjauh
antara crista iliaca kanan dan kira (Ind. 26, Er. 29), kurang lebih 28 – 30 cm.
3.
Conjugata externa (Baudeloque) :
Jarak antara pinggir
atas symphysis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind. 18,
Er. 20), 18 cm.
4.
Ukuran lingkar panggul :
Dari pinggir atas
symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter
major sepihak dan kembali melalui tempat – tempat yang sama di pihak yang lain
(Ind. 80, Er. 90), kurang lebih 10,5 cm.
Ukuran
dalam panggul :
Pintu
atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata,
dan pinggir atas simfisis pubis
1. konjugata vera :
dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
2. konjugata
transversa 12-13 cm
3. konjugata obliqua
13 cm
4. konjugata
obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium
K. Jenis Panggul
Berdasarkan pada
ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :
(1) Ginekoid : paling
ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter
transversa bulat : 45%
(2) Android : panggul
pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum. segitiga : 15%
(3) Antropoid : agak
lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter
transversa.
(4) Platipeloid :
picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior,
menyempit arah muka belakang : 5%
L. Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita
1. Pada wanita,
dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding
pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial.
2. Pada wanita,
apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior
berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke
anterior.
3. Pada wanita, pelvis
verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis verum
merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek.
4. Pada wanita,
ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar
0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria.
5. Pada wanita,
apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria,
apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil.
6. Pada wanita,
angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus
merupakan sudut tajam / kecil.
M. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah
garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke
depan (sumbu Carus)
Bidang-bidang
:
(1) Bidang Hodge I :
dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
(2) Bidang Hodge II :
sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III :
sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV :
sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
N. Bagian Lunak Panggul
Terdiri atas otot,
ligamentum dan fascia, yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi
panggul sebelah bawah (dasar panggul)
1.
Lapisan luar.
• M.sfingter ani
ekternus, yang mengelilingi anus.
• M. Bulbokavernosus,
yang mengelilingi vulva.
• M. Transversus
parinea suferfisialis.
2.
Lapisan tengah
• M. Transversus
parinea profundus.
• M. Stingfer uretra.
3.
Lapisan dalam (diafragma pelvis)
• M. Pubokoksigeus.
• M. Iliokoksigeus.
• M. Koksigeus.
Langganan:
Postingan (Atom)