Sabtu, 31 Oktober 2015




KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN




A.     Pengertian persalinan

1.      Persalinan/partus:
Proses dimana bayi, plasenta dan selapput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dia anggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)tanpa disertai penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan memnyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berahir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.

2.      Persalinan normal
Persalinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik (WHO).

3.      Partus abnormal
Bayi lahir melalui vagina dengan bantuan tindakan atau alat seperti versi/ekstraksi,cunam,vacuum, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya, atau lahir perabdominan dengan section cesarean.

4.      Gravida
Wanita yang sedang hamil.

5.      Primigravida
Wanita yang hamil untuk pertama kali.

6.      Para
Wanita perna melahirkan bayi yang dapat hidup.

7.      Primipara
Wanita yang melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.

8.      Multipara
      Wanita yang pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, dimana               persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

9.      Grandemultipara
     Wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima klai.

10.  In partu
      Wanita yang sedang dalam proses pesalinan.

11.  Abortus
      Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup       di luar kandungan, usia hamil sebelum 28 minggu, berat janin kurang         dari 1000gr.
12.  Persalinan prematurus
      Persalinan sebelum usia kandungan 28-36 minggu, berat janin kurang         dari 2.499gr.

13.  Persalinan aterm
      Persalinan yang berusia antara 37-42 minggu, berat janin lebih dari             2.500gr.

14.  Persalinan serotinus
      Persalinan melampaui usia hamil 42 minggu.

15.  Persalinan presipitatu
      Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

     Berdasarkan proses berlangsungnya persalinan di bedakan sebagai berikut :
1.      Persalinan spontan
Bila persalinan ini berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.

2.      Persalinan buatan
Bila persalinan di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps/vacuum, atau dilakukan operasi section caesarea.

3.      Persalinan anjuran
Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup bulan besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Persalinan kadang-kadangan tidak mulai segera dengan sendirinya tetapi berlangsung dengan dilakukannya amniotomi/pemecahan ketuban atau dengan induksi persalinan yaitu pemberian ocitocin atau prostaglandin.


B.     Sebab sebab mulai persalinan
Bagai mana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga banyak menimbulkan beberapa teori yaitu :
1.      Factor-faktor hormonal yang menyebabkan persalinan :

a.       Rasio esterogen terhadap progesterone
Progesterone menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga ekspulsi fetustidak terjadi. Sedangkan esterogen dapat meningkatkan kontraksi uterus karena esterogen meningkatkan jumlah gap junction antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan. Dalam kehamilan esterogen dan progesterone di ekstersikan dalam jumlah yang secara progesif terus meningkat dari buan kebulan. Tetapi mulai bulan ke 7 dan seterusnya esterogen terus meningkat tetapi progesterone tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karna itu diduga bahwa rasiio esterogen dan progesterone yang menyebabkan terjadinya persalinan.

b.      Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormone yang dihasilkan oleh neuro hipofisis yang dapat menyebabkan kontraksi uterus. Yaitu dimna terjadi :
·         Otot-otot uterus meningkatkan reseptor-reseptor oksitosin dan meningkatkan responnya terhadap oksitosin.
·         Kecepatan oksitosin oleh neorohipofisis meningkat pada waktu persalinan.
·         Rangsangan serviks atau iritasi serviks pada waktu persalinan dapat menyebabkan refleks neurogenik yang mengakibatkan neuorohipofisis meningkat sekresi oksitosinnya
·         Perubahan hormone fetus pada uterus

Kelenjar hipofisis pada fetus juga mensekresikan oksitosin yang jumlahnya semakin meninkat seiring dengan betambahnya usia kehamilan. Kelenjar adrenal fetus merupakan stimulsdi uterus. Membrane fetus menghasilkan prostaglandin dapat meningkatkan instensitas kontraksi uterus.

2.      Teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan HIS
Ada 2hormon yang dominan saat hamil yaitu hormone esterogen dan prgesteron.
a.       Esterogen
1)      Meningkatkan sensitivitas otot rahim
2)      Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mrkanis.
b.      Progesterone
1)      Menurunkan sensitivitas otot rahim
2)      Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis.
3)      Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksi.

3.      Permulaan persalinan

A.     Lightening
Menjelang mingg ke-36 pada primigravida, terjadinya penurunan fundus uterus karena kepala bayi sudah masuk ke dalam panggul.
Penyebab dari proses ini adalah:
1.      Kontraksi Braxton hicks
2.      Ketegangan dinding perut
3.      Ketegangan ligamentum rotundum
4.      Gaya berat janin, kepala kea rah bawh uterus
Masuknya kepala janini ke dalam panggul dapat dirasakan oleh wanita hamil dengan tanda-tanda :
1.      Terasa ringan di bagian atas dan rasa sesak berkurang
2.      Di bagian bawah tersasa penug dan menganjal
3.      Kesulitan saat berjalan
4.      Sering berkemih

B.     Terjadinya HIS permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton kicks yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang di timbulkan. Adanya perubahan kadar hormone esterogen dan progesterone menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi atau his permulaan. Cirri-ciri HIS palsu :
1.      Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2.      Datang tidak teratur
3.      Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan
4.      Durasinya pendek
5.      Tidak bertambah bila beraktifitas
C.     Tanda masuk persalinan
1.      Terjadinya his persalinan
Karakter dari His persalinan, yaitu :
a.       Pinggang terasa sakit menjalar ke depan
b.      Sifat His teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatan biasanya terjadi pada 2x dalam 10 menit selama 40-50 detik.
c.       Jika pasien menambah aktifitasnya, misalnya denga berjalan maka kekuatannya bertambah.

2.      Pengeluaran lender dan darah
Dengan adanya hi persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a.       Pendataran dan pembukaan.
b.      Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis servikalis terlepas.
c.       Terjadinya perdarahan Karena kapiler pembuluh darah pecah.

3.      Pengeluaran cairan
Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, mkaa ditargetkan persalinannya dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika ternyata tidak tercapai, maka persalinan akhirnya diakhiri dengan tidak tertentu, misalnya ekstasi vacuum/SC.

C.     Tahapan persainan kala I,II,III,dan IV

1.      Kala I(pembukaan)
Kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10cm.
Proses pada kala I terbagi menjadi 2fase, yaitu:
1.      Fase laten (8jam) dari pembukaan 0cm-3cm.
2.      Fase aktif (7jam) dari pembukaan serviks 3cm-10cm. dibagi menjadi 3 fase yaitu:
a.       Fase akselerasi,(2jam), dari pembukaan 3cm-4cm.
b.      Fase dilatasi,(2jam), dari pembukaan 4cm-9cm.
c.       Fase diselerasi, (2jam), dari pembukaan 9cm-10cm.

2.      Kala II
Kala pengeluaran bayi, dari mulai pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Lamanya proses ini berlangsung selama 1 ½- 2 jam pada primigravida dan ½-1 jam pada multigavida. Diagnosis persalinan kala II ditegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6cm. tanda gejala kala II, adanya dorongan ingin meneran dan vulva membuka.

3.      Kala III (pelepasan plasenta)
Kala III adalah waktu unutuk pengeluaran plasenta. Berlangsung setelah kala II yang tidak > dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10menit. Tanda terlepasnya plsenta:
1.      Uterus menjadi berbentuk bundar.
2.      Uterus terdorong keatas, karena plasenta terlepas ke segmen bawah rahim.
3.      Tali pusat semakin panjang.
4.      Terjadinya perdarahan.

4.      Kala IV (observasi)
Hal yang harus diperhatikan pada tahapan inia adalah:
1.      Kontraksi uterus harus baik.
2.      Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genetalia lain.
3.      Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap.
4.      Kandung kemih harus kosong.
5.      Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada haematoma.
6.      Resume keadaan umum ibu dan bayi.

D.     Tujuan asuhan persalinan
Tujuan asuhan persalinan adalah Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperlihatkan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Tujuan persalinan Normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya terintegritasi dan lengkap tetapi dengan interverensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Tujuan asuhan persalinan adalah :
1.      Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir
2.      Memberikan dukungan pada persalinan normal, mendeteksi, dan menatalaksanakan komplikasi tepat waktu
3.      Member dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi

E.     Lima benang merah persalinan

Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah :
1.      Membuat keputusan klinik
2.      Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
3.      Pencegahan infeksi
4.      Pencatatan (rekam medic) asuhan persalinan
5.      Rujukan

Lima benang merah tersebut akan selalu berlaku dalam penatalaksaan persalinan, mulai dari kala I- kala IV termasuk penata laksanaan bayi baru lahir.

daftar pustaka 
Buku ajar :  asuhan kebidanan komprehensif pada ibu bersalin dan bayi baru lahir hal 1 bab 1

Kamis, 04 Juni 2015

ini ceritaku πŸ˜€πŸ˜ƒ

pengn cerita dulu nih tentang hal hal yang dialamin semenjak masuk binahusada tangerang☺

  bina husada? awalnya sih asing sama nama akademik ituu,pada saat pencarian kampus ketika lulus sma. tadinya sih kampus binahusada hanya jadi cadangan apabila saya tidak diterima di akademik lain,tapi ternyata ketika lagi nunggu nunggu hasil akademik lain bina husada sudah memulai moss(atau apalah sejenis itu) sedangkan guuee masih nggu hasil tapi dipikr dipikir dari pada gapunya sekolah udah deh gua ambil aja di bina husada. dan ngeselinnya waktu gue udah moss hari ke dua ternyata gua dite ima di akademik lainn😠 ngeselin gatuh. dan akirnya bla bla bla bla bla bla bla sama nyokap gua suruh ttp di binahusada.
  moss berjalan teruss kaka yang tegas sama galak trrus mengintai sampe kita diterima dinyatakan diterima di binahusada. udah kan moss berahir setelah 3hari. tapi masih pake item putih coba bayangin sampe 1semester apa ga sedih sedangkan kmps lain udh make putih biruu. pass udah akirr semester satu di kapingday sumpa ya seru banget dapet kejutan mengharukan dr para dosen dengan bunga yang diberikan dan harus diberikan lg ke orangtuaa sambil nyanyi lagunya shaka yang ibu. pokonya kepday itu tuhh gitu deh rasanyaaa. oiyaa ada satu dosen yang menurut gue sih cantik namanya bu amika rois yamboyy yah waktu semester satu itu dia dosen paling memikat dahhh cantiknya senyumnya apalah apalah banget dah ah. skrng gue udah semester dua mau ke tiga makin kesini makin sulit . ternyta gini yah rasanya punya cita cita jd bidaan.  #bersbung,😊 baayy. terimakasih telah mengunjungi. ikuti terus perkembangan blog saya yaah see you

Senin, 01 Juni 2015

panggul wanita (bidang-ukurannya)


A. Panggul terdiri atas 
1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian yang lunak dibentuk oleh otot – otot dan ligamentum


 
B. Bagian Keras Panggul
Tulang panggul terdiri atas empat tulang :
1. 2 tulang pangkal paha (ossa coxae)
2. 1 tulang kelangkang (os sacrum)
3. 1 tulang tungging (os coccygis)



C. Tulang pangkal paha (ossa coxae) terdiri dari
a.Tulang usus (os ilium)
1. Merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang dari panggul.
2. Bagian atas merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut crista iliaca.
3. Ujung depan maupun belakang dari crista iliaca menonjol disebut spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior superior.
4. Sedikit dibawah spina iliaca anterior superior terdapat tonjolan tulang lagi ialah spina iliaca anterior inferior, sedangkan sebelah bawah spina iliaca posterior superior terdapat spina iliaca posterior inferior.
5. Dibawah spina iliaca posterior inferior terdapat tekik (lekuk) yang disebut incisura ischiadica mayor.
6. Pada os ilium terdapat lajur ialah linea innominata (linea terminalis) yang menjadi batas antara panggul besar dan panggul kecil.



b. Tulang duduk (os ischium)
1. Terdapat sebelah bawah dari tulang usus
2. Pinggir belakang berduri disebut Spina Ischiadica
3. Dibawah spina ischiadica terdapat incisura ischiadica minor. Pinggir bawah tulang duduk sangat tebal, bagian inilah yang mendukung berat badan kalau kita duduk dan disebut tuber ischiadicum.



c. Tulang kemaluan (os pubis)
1. Terdapat sebelah bawah dan depan dari tulang usus. Dengan tulang duduk, tulang ini membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul yang disebut foramen obturatorium.
2. Tangkai tulang kemaluan yang berhubungan dengan tulang usus disebut rasmus superior ossis pubis.
3. Sedangkan yang berhubungan dengan tulang duduk disebut rasmus inferior ossis pubis.
4. Rasmus inferior kiri dan kanan membentuk arcus pubis.



D. Tulang kelangkang (os sacrum)
1. Berbentuk segitiga
2. Melebar diatas dan meruncing kebawah
3. Terletak sebelah belakang antara kedua pangkal paha
4. Terdiri dari 5 ruas tulang bersenyawa
5. Permukaan depannya cekung dari atas kebawah maupun dari samping ke samping
6. Kiri dan kanan dari garis tengah nampak lima buah lobang disebut foramina sacralia anteriora.
7. Lubang ini dilalui urat –urat syaraf yang akan membentuk flexus dan pembuluh darah kecil
8. Flexus sacralis ini melayani tungkai, oleh karena itu kadang-kadang penderita merasa nyeri atau kejang di kaki, kalau flexus sacralis ini tertekan pada waktu kepala turun ke dalam rongga panggul.
9. Permukaan belakang tulang kelangkang gembung dan kasar. Di garis tengahnya terdapat deretan duri disebut crista sacralis
10. Ke atas tulang kelangkang berhubungan dengan ruas ke 5 tulang pinggang
11. Bagian atas dari sacrum yang mengadakan perhubungan ini menonjol ke depan disebut promontorium.



E. Tulang tungging (os coxigis)
1. Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu
2. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar



F. Ruang Panggul (Pelvis Cavity)
(1) Pelvis major (false pelvis)
(2) Pelvis minor (true pelvis)
Pevis major terletak di atas linea terminalis yang di bawah disebut pelvis minor.



G. Pintu Panggul
(1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
(2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
(3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
(4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.



H. Inklinasi panggul / miring panggul
yaitu sudut antara pintu atas panggul dengan bidang sejajar tanah, pada wanita yang berdiri sudut ini 55 derajad.



I. Menentukan ukuran panggul
Ukuran panggul dapat ditentukan secara:
1. Klinik (pelvimetri klinik)
2. Rontgen pelvimetri



1. Pelvimetri Klinik
Pintu atas panggul
Ukuran terpenting dari pintu atas panggul adalah konjugata vera yang dapat diukur secara tidak langsung yaitu dengan mengukur konjugata diagonalis dengan pemeriksaan dalam:
1,5 – 2 cm (CV = CD – 1,5)



Pada panggul yang normal promontorium tidak dapat diraba dengan pemeriksaan dalam karena konjugata diagonalis cukup panjang. Sedangkan pada panggul yang sempit promotorium dapat diraba.



Pintu atas panggul dianggap normal bila:
a. CD > 11,5 cm
b. Multigravida dengan riwayat obstetric yang baik
c. Pada primigravida setelah kehamilan 36 minggu, kepala sudah masuk pintu atas panggul



Ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul
1. Pemeriksaan luar: Leopold IV divergen
2. Pemeriksaan dalam:
Jarak bidang pintu atas panggul sampai spina iskhiadika adalah 5 cm, jarak bidang biparietal adalah 3-4 cm. Maka jika bagian terendah kepala sudah mencapai spina iskhiadika atau lebih rendah, berarti ukuran terbesar kepala sudah melewati pintu atas panggul.



J. Ukuran – ukuran panggul
Ukuran-ukuran luar tak dapat dipergunakan untuk penilaian,apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran-ukuran luar dapat memberikan petunjuk pada kita akan kemungkinan panggul sempit.



Ukuran luar yang terpenting ialah:
1. Distantia spinarum :
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er. 26), kurang lebih 24 – 26 cm
2. Distantia cristarum :
Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kira (Ind. 26, Er. 29), kurang lebih 28 – 30 cm.
3. Conjugata externa (Baudeloque) :
Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20), 18 cm.
4. Ukuran lingkar panggul :
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalui tempat – tempat yang sama di pihak yang lain (Ind. 80, Er. 90), kurang lebih 10,5 cm.



Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
1. konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata diagonalis 10,5-11 cm
2. konjugata transversa 12-13 cm
3. konjugata obliqua 13 cm
4. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke promontorium



K. Jenis Panggul 
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk pokok jenis panggul :
(1) Ginekoid : paling ideal, panggul perempuan, diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat : 45%
(2) Android : panggul pria, PAP segitiga, diameter transversa dekat dengan sacrum. segitiga : 15%
(3) Antropoid : agak lonjong seperti telur, diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa.
(4) Platipeloid : picak, diameter transversa lebih besar daripada diameter anteroposterior, menyempit arah muka belakang : 5%



L. Perbedaan bentuk panggul pria dan wanita
1. Pada wanita, dinding pelvis spurium dangkal, SIAS menghadap ke ventral. Pada pria, dinding pelvis spurium tajam / curam, SIAS menghadap ke medial.
2. Pada wanita, apertura pelvis superior berbentuk oval. Pada pria, apertura pelvis superior berbentuk heart-shaped, lengkung, dengan promontorium os sacrum menonjol ke anterior.
3. Pada wanita, pelvis verum merupakan segmen pendek suatu kerucut panjang. Pada pria, pelvis verum merupakan segmen panjang suatu kerucut pendek.
4. Pada wanita, ukuran-ukuran diameter rongga panggul lebih besar (perbedaan sampai sebesar 0.5-1.5 cm) dibandingkan ukuran-ukuran diameter rongga panggul pria.
5. Pada wanita, apertura pelvis inferior berbentuk bundar, diameter lebih besar. Pada pria, apertura pelvis inferior berbentuk lonjong dan kecil.
6. Pada wanita, angulus subpubicus adalah sudut lebar / besar. Pada pria, angulus subpubicus merupakan sudut tajam / kecil.



M. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus)



Bidang-bidang :
(1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan promontorium
(2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
(3) Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
(4) Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis



N. Bagian Lunak Panggul
Terdiri atas otot, ligamentum dan fascia, yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah (dasar panggul)
1. Lapisan luar.
• M.sfingter ani ekternus, yang mengelilingi anus.
• M. Bulbokavernosus, yang mengelilingi vulva.
• M. Transversus parinea suferfisialis.
2. Lapisan tengah
• M. Transversus parinea profundus.
• M. Stingfer uretra.
3. Lapisan dalam (diafragma pelvis)
• M. Pubokoksigeus.
• M. Iliokoksigeus.
• M. Koksigeus.